Pada artikel kali ini, saya akan membahas mengenai slump tes. Slump test merupakan salah satu metode pengukuran/pengujian kekentalan beton. Selain itu, slump test dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan, sehingga nantinya diharapkan dapat sesuai dengan standar perencanaan. Pengujian slump test dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang berbentuk kerucut. Alat ini biasa disebut dengan kerucut abrams. Cara pengujiannya adalah meliputi:
A. Siapkan kerucut abrams dengan ukuran diameter atas sekitar 10 cm, diameter bawah sekitar 20 cm dan tinggi kerucut 30 cm. Serta tongkat baja dengan ukuran panjang tongkat 60 cm dengan diameter 10-16 mm.
B. Setelah kerucut abrams disiapkan, letakkan kerucut abrams pada bidang yang rata dan usahakan agar bidang tersebut tidak menyerap air. Biasanya peletakkan kerucut diletakkan menggunakan alas. Alas yang digunakan dapat berupa tripleks.
C. Masukkan adukan beton dalam tiga lapis yang kira-kira sama tebalnya, dan setiap lapis ditusuk sebanyak 25-30 kali dengan menggunakan tongkat baja supaya adukan yang masuk dalam kerucut lebih padat. Pada lapisan ini, penusukan bagian tepi dilakukan dengan besi dimiringkan sesuai dengan dinding cetakan. Pastikan besi menyentuh dasar.
D. Isi 1/3 bagian berikutnya (menjadi terisi 2/3) dengan hal yang sama sebanyak 25-30 x tusukan. Pastikan besi menyentuh lapisan pertama. Kemudian, isi 1/3 akhir sama seperti tahapan sebelumnya.
E. Setelah selesai, bersihkan adukan yang jatuh disekitar kerucut, lalu permukaannya diratakan. Kemudian, tarik kerucut secara vertical dengan hati-hati.
F. Buka kerucut abrams dan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula.
G. Toleransi nilai slump dari beton segar ± 2 cm.
H. Kekentalan beton yang ditetapkan adalah 12 cm.
I. Jika nilai slump sesuai dengan standar, maka beton dapat digunakan.
Sekian artikel yang bisa saya bagikan pada kesempatan ini. Semoga bermanfaat