Beton SCC adalah singkatan dari Self Compacting Concrete yang banyak diaplikasikan pada berbagai proyek besar karena kemampuannya dalam mengisi celah secara optimal. Bahkan dibandingkan beton konvensional, kualitas Beton SCC lebih unggul dan efisien.
Beton merupakan suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, kerikil dan pasir. Namun banyak proses pengecoran beton normal yang mengalami kendala karena jarak antar tulangan yang terlalu rapat.
Akibatnya terjadi pemisahan antara pasir, semen, dan air dengan kerikil. Oleh karena itu, beton normal terus berkembang sesuai dengan kebutuhan konstruksi yang ada. Salah satunya adalah pengembangan self compacting concrete (SCC).
Apa Itu SSC?
Beton Self Compacting Concrete (SCC) merupakan campuran beton yang mampu memadatkan dirinya sendiri tanpa harus menggunakan bantuan vibrator.
SCC dapat dipadatkan ke setiap sudut bangunan, bahkan dapat mengisi ketinggian permukaan yang diinginkan secara merata tanpa mengalami segregasi.
Hal ini dapat meminimalisir adanya air yang masuk ke dalam beton yang dapat menyebabkan karat pada baja tulangan. SCC pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Oandara di Universitas Kochi, Jepang pada tahun 1986, sebagai upaya untuk mengatasi masalah casting di Jepang.
Campuran SCC lebih cair daripada campuran beton konvensional. Campuran ini dapat mengalir dan memadat ke setiap sudut struktur bangunan yang sulit dijangkau oleh pekerja dan memenuhi ketinggian permukaan yang diinginkan secara merata (self leveling) tanpa mengeluarkan darah.
SCC tidak menggunakan proporsi air yang tinggi, bahkan SCC mungkin mengandung lebih sedikit air daripada beton standar. SCC lebih kecil dibandingkan beton konvensional, karena SCC menggunakan bahan tambah berupa superplasticizer.
Fungsi dari bahan tambah ini adalah untuk meningkatkan tingkat workability campuran beton tanpa harus meningkatkan nilai faktor air semen dari campuran beton.
Nilai fasa ini mempengaruhi porositas beton, semakin kecil nilai fasa maka tingkat porositas beton akan cenderung semakin kecil. Tingkat porositas beton mempengaruhi kuat tekan dan permeabilitas beton.
Selain itu, SCC juga mendukung penerapan Green Building karena mengurangi konsumsi energi listrik dengan tidak menggunakan vibrator untuk pemadatan. Dengan sifat campuran yang mudah mengalami deformasi dengan kekentalan yang konsisten.
Kemudian beton SCC akan memadat sendiri tanpa mengalami segregasi. Dalam perkembangannya saat ini, beton SSC tidak hanya digunakan dan dikembangkan di Jepang tetapi di banyak negara
Keuntungan Menggunakan Beton SCC
Tidak memerlukan pemadatan menggunakan vibrator
Lebih sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan
Mengurangi kebisingan yang mengganggu lingkungan sekitar
Lebih mudah menemukan bagian elemen struktur beton yang sulit dipadatkan dengan vibrator.
Waktu Pelaksanaan Proyek menjadi lebih cepat.
Meningkatkan daya tahan struktur.
Kekurangan Menggunakan Beton SCC
Dari segi biaya, SCC lebih mahal dari beton konvensional
Pembuatan bekisting beton harus sangat hati-hati agar beton tidak bocor akibat pengenceran campuran beton.
Kelemahan yang paling mendasar dan paling penting untuk diperhatikan adalah beton tidak boleh mengalami segregasi (pemisahan material) tetapi harus tetap memenuhi persyaratan flowability (kemampuan mengisi ruangan).
Material Penyusun Beton SCC
Semen
Hampir semua jenis semen dapat digunakan, tetapi pilihan terbaik biasanya ditentukan oleh persyaratan khusus dari pengecoran tertentu atau tergantung pada apa yang biasanya digunakan oleh pembuat beton.
Agregat Kasar
Persyaratan agregat kasar hampir sama dengan beton normal, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk Bahan Komposisi Beton SSC :
• Agregat ringan dapat digunakan dalam Bahan Beton SCC, tetapi perlu diperhatikan bahwa agregat dapat mengapung ke permukaan jika viskositas pasta rendah dan ini mungkin tidak terdeteksi oleh uji ketahanan segregasi
Agregat maksimum ditentukan oleh jarak antar tulangan, agar tidak terjadi penyumbatan pada agregat saat SCC mengalir melalui tulangan, untuk mengetahuinya dapat dilakukan uji kemampuan passing.
• Ukuran maksimum agregat antara 12-20 mm
• Semakin membulat permukaan agregat, semakin baik campurannya, karena semakin kecil kemungkinan tersumbat dan semakin kecil gesekan internal, sehingga aliran dapat lebih cepat.
Agregat Halus
Persyaratan agregat halus juga hampir sama dengan beton normal, perbedaannya terletak pada kandungan agregat halus yang lebih besar dan ukuran agregat halus yang lebih kecil/halus dari beton normal.
Ukuran partikel yang lebih kecil dari 0,125 mm harus dianggap sebagai agregat halus dan dihitung dalam rasio air-bubuk. Agregat yang baik adalah agregat yang memiliki gradasi optimum yang tidak seragam/memiliki semua ukuran.
Bahan Campuran Aditif Kimia Beton SCC
• Komponen yang paling penting untuk SCC adalah superplasticizer atau campuran pereduksi air dengan kisaran tinggi.
• Viscosity Modifying Admixtures (VMA) juga dapat digunakan untuk membantu mengurangi segregasi dan sensitivitas campuran karena variasi bahan penyusunnya, terutama kandungan airnya.
Aditif lain (air entraining, accelerating, retarding, dll.) dapat digunakan dengan cara yang sama seperti pada beton getar konvensional, tetapi tetap menurut petunjuk penggunaan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat campuran.
Bahan Campuran Beton Non-Kimia
Digunakan untuk:
• Meningkatkan dan mempertahankan tingkat ketahanan kohesi terhadap segregasi
• Mengatur kandungan semen untuk mengurangi panas hidrasi dan retak susut termal
Bahan Komposisi Serat Beton SCC
Serat logam dan polimer dapat digunakan dalam pembuatan SCC, tetapi mengurangi kemampuan mengalir dan kemampuan lewat.
Perlu dicatat bahwa menggunakan SCC dengan serat dalam struktur dengan tulangan normal dapat secara signifikan meningkatkan risiko blokade aliran SCC.
Itulah pembahasan mengenai pengertian beton SCC dan material penyusunnya yang bisa anda ketahui, semoga bermanfaat.