Menghitung Tegangan Tarik Baja Akibat Beban Aksial: Rumus, Contoh & Standar SNI

Tegangan tarik pada batang baja adalah besarnya gaya tarik yang bekerja dibagi dengan luas penampang batang tersebut.

Setiap elemen dalam sebuah struktur baja, mulai dari kanopi sederhana hingga jembatan baja megah, bergantung pada prinsip fundamental untuk menahan gaya yang bekerja padanya. Salah satu prinsip paling krusial adalah kemampuan batang baja untuk menahan gaya tarik atau tensile stress. Memahami cara menghitung tegangan tarik bukan hanya soal akademis, tetapi merupakan dasar untuk memastikan keamanan, efisiensi material, dan integritas seluruh konstruksi baja. Kesalahan kecil dalam perhitungan ini dapat berakibat fatal, menyebabkan deformasi permanen atau bahkan kegagalan struktur.

Oleh karena itu, bagi para insinyur, fabrikator, dan kontraktor baja di bali, penguasaan perhitungan tegangan tarik akibat beban aksial menjadi kompetensi wajib. Perhitungan ini menjadi penentu dalam pemilihan grade baja dan dimensi profil yang tepat, yang pada akhirnya memengaruhi analisis biaya holistik sebuah proyek.

Satuan tegangan yang umum digunakan adalah Megapascal (MPa). Satu Megapascal (MPa) setara dengan satu Newton per milimeter persegi (N/mm²). Konversi ini sangat penting dalam praktik rekayasa karena spesifikasi material baja seringkali menggunakan MPa, sementara perhitungan gaya dan luas lebih praktis dalam Newton dan milimeter.

Apa Konsep Dasar di Balik Tegangan Tarik dan Beban Aksial?

Tegangan tarik (σ) adalah resistansi internal suatu material terhadap gaya tarik eksternal (P) yang bekerja tegak lurus pada luas penampang (A). Beban aksial adalah gaya yang bekerja sepanjang sumbu longitudinal sebuah elemen struktur. Jika gaya tersebut cenderung meregangkan elemen, maka disebut beban tarik aksial.

Secara fundamental, ketika sebuah batang baja ditarik oleh beban aksial, partikel-partikel internal di dalam material tersebut akan melawan gaya tersebut untuk menjaga integritasnya. Intensitas perlawanan internal inilah yang disebut sebagai tegangan.

Terdapat beberapa poin kunci yang perlu dipahami:

  • Tegangan Normal: Tegangan tarik termasuk dalam kategori tegangan normal karena gayanya bekerja tegak lurus (normal) terhadap bidang penampang.
  • Distribusi Tegangan: Dalam kondisi ideal, diasumsikan bahwa tegangan terdistribusi secara merata di seluruh luas penampang. Namun, pada area sambungan atau perubahan geometri, dapat terjadi konsentrasi tegangan.
  • Satuan: Tegangan diukur dalam satuan gaya per satuan luas, seperti Pascal (Pa), Megapascal (MPa), atau Newton per milimeter persegi (N/mm²). Dalam dunia konstruksi baja, MPa dan N/mm² adalah yang paling umum digunakan dan nilainya setara (1 MPa = 1 N/mm²).

Memahami konsep ini sangat penting karena semua desain elemen tarik dalam struktur rangka baja didasarkan pada prinsip bahwa tegangan yang terjadi tidak boleh melampaui kekuatan yang diizinkan dari material tersebut.

Bagaimana Cara Menghitung Tegangan Tarik pada Batang Baja?

Untuk menghitung tegangan tarik (σ) pada batang baja, gunakan rumus dasar σ = P / A. Di mana ‘P’ adalah besarnya beban aksial tarik yang bekerja (dalam Newton) dan ‘A’ adalah luas penampang batang yang menahan beban tersebut (dalam milimeter persegi). Hasilnya akan diperoleh dalam satuan N/mm² atau MPa.

Perhitungan tegangan tarik adalah proses yang lugas namun memerlukan ketelitian dalam menentukan variabel-variabelnya. Berikut adalah langkah-langkah praktisnya:

  1. Identifikasi Beban Aksial (P): Tentukan total gaya tarik yang bekerja pada batang. Beban ini bisa berasal dari berbagai sumber seperti beban mati (dead load)beban hidup (live load), atau beban kombinasi lainnya sesuai standar perencanaan. Pastikan satuan gaya dalam Newton (N) atau Kilonewton (kN).
  2. Hitung Luas Penampang (A): Tentukan luas penampang (A) dari batang baja. Perhitungan ini bergantung pada bentuk profil baja yang digunakan (misalnya, plat, siku, atau profil WF). Penting untuk membedakan antara luas penampang bruto (Ag) dan luas penampang netto (An) jika terdapat lubang untuk baut (bolt). Pastikan satuan luas dalam milimeter persegi (mm²).
  3. Aplikasikan Rumus: Masukkan nilai P dan A ke dalam rumus dasar tegangan.
    • Rumus Tegangan Tarik: σ = P / A
    • σ = Tegangan Tarik (MPa atau N/mm²)
    • P = Beban Aksial Tarik (N)
    • A = Luas Penampang (mm²)

Contoh Aplikasi: Sebuah plat baja dengan tebal 10 mm dan lebar 100 mm digunakan sebagai batang pengikat (tie rod) dan menahan beban tarik aksial sebesar 150 kN.

  • Beban (P): 150 kN = 150.000 N
  • Luas Penampang (A): 10 mm x 100 mm = 1.000 mm²
  • Perhitungan Tegangan (σ): σ = 150.000 N / 1.000 mm² = 150 N/mm² atau 150 MPa.

Nilai tegangan sebesar 150 MPa ini kemudian dibandingkan dengan tegangan luluh (yield strength) dan kuat tarik ultimate dari standar mutu baja yang digunakan untuk memastikan keamanan struktur.

Apa Beda Tegangan Luluh (Yield) dan Kuat Tarik Ultimate (Tensile Strength)?

Tegangan luluh (yield strength) adalah batas tegangan di mana baja mulai mengalami deformasi plastis (perubahan bentuk permanen). Sebaliknya, kekuatan tarik minimum atau kuat tarik ultimate adalah tegangan maksimum yang dapat ditahan oleh baja sebelum akhirnya mulai retak dan patah. Kuat tarik ultimate selalu lebih tinggi dari tegangan luluh.

Dalam desain baja struktural, kedua parameter ini memiliki peran yang sangat berbeda namun sama-sama penting. Memahaminya adalah kunci untuk merancang struktur yang aman dan efisien.

Tegangan Luluh (Yield Strength – Fy)

  • Definisi: Ini adalah titik kritis di mana material beralih dari perilaku elastis (kembali ke bentuk semula jika beban dihilangkan) ke perilaku plastis (deformasi permanen).
  • Pentingnya dalam Desain: Desain struktur baja, terutama dengan metode Allowable Stress Design (ASD), menggunakan tegangan luluh sebagai batas utama. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa di bawah beban layan normal, struktur tidak mengalami deformasi permanen yang dapat mengganggu fungsionalitasnya.
  • Contoh: Untuk baja ASTM A36, tegangan luluh minimumnya adalah sekitar 250 MPa. Artinya, batang baja A36 tidak boleh mengalami tegangan lebih dari 250 MPa (sebelum diberi faktor keamanan) agar tidak melengkung atau meregang secara permanen.

Kuat Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strength – Fu):

  • Definisi: Ini adalah puncak dari kurva tegangan-regangan, yang mewakili kapasitas maksimum material untuk menahan beban tarik. Melebihi titik ini akan menyebabkan necking (penyempitan lokal pada penampang) dan akhirnya kegagalan atau patah.
  • Pentingnya dalam Desain: Kuat tarik ultimate digunakan dalam perhitungan kondisi batas keruntuhan (fraktur), terutama pada area sambungan yang dilemahkan oleh lubang baut. Metode Load and Resistance Factor Design (LRFD) secara eksplisit mempertimbangkan kondisi ini.
  • Contoh: Untuk baja ASTM A36, kuat tarik ultimitnya berada di rentang 400-550 MPa. Rentang ini memberikan “cadangan” kekuatan setelah baja mulai luluh, yang merupakan manifestasi dari sifat kelenturan (ductility) baja.

Tegangan luluh (Fy) adalah batas untuk fungsionalitas (mencegah deformasi permanen), sedangkan kuat tarik ultimate (Fu) adalah batas untuk keselamatan (mencegah keruntuhan total). Desain yang baik memastikan tegangan kerja berada jauh di bawah Fy, dan memiliki cadangan kapasitas yang cukup sebelum mencapai Fu.

Bagaimana Pengaruh Lubang Baut pada Perhitungan Tegangan Tarik?

Lubang baut secara signifikan mengurangi kapasitas batang tarik karena mengurangi luas penampang yang efektif menahan beban. Perhitungan harus beralih dari menggunakan Luas Penampang Bruto (Ag), yaitu luas total tanpa lubang, menjadi Luas Penampang Netto (An), yaitu luas setelah dikurangi proyeksi lubang. Kegagalan pada penampang netto ini disebut kegagalan fraktur.

Adanya sambungan baut (bolted joint) adalah hal yang umum dalam perakitan (assembly) struktur baja. Namun, setiap lubang yang dibuat untuk baut menjadi titik lemah potensial.

KriteriaLuas Penampang Bruto (Ag)Luas Penampang Netto (An)
DefinisiLuas total penampang profil baja tanpa ada pengurangan.Luas bruto dikurangi luas proyeksi lubang-lubang baut pada bidang tegak lurus gaya.
Kondisi KritisLeleh (Yielding). Terjadi di sepanjang badan utama batang, jauh dari sambungan.Fraktur (Fracture). Terjadi pada penampang terlemah di area sambungan yang memiliki lubang.
Rumus KekuatanTn = Ag * Fy (Kekuatan Nominal Leleh)Tn = Ae * Fu (Kekuatan Nominal Fraktur)
Faktor PentingDimensi asli profil baja (lebar sayaptebal flange, dll.).Diameter baut, diameter lubang, tebal pelat, dan konfigurasi lubang (sejajar atau zig-zag).
  • Diameter Lubang Efektif: Menurut standar seperti SNI 1729, untuk perhitungan luas netto, diameter lubang harus diambil lebih besar dari diameter nominal baut. Umumnya, diameter lubang nominal adalah diameter baut ditambah 2 mm. Kemudian, untuk perhitungan kekuatan, diameter lubang ini ditambah lagi 2 mm untuk memperhitungkan kerusakan material saat proses pembuatan lubang. Jadi, total penambahan diameter bisa mencapai 4 mm.
  • Luas Penampang Efektif (Ae): Dalam beberapa kasus, tidak semua bagian penampang terhubung secara efektif. Misalnya, pada profil siku yang hanya satu kakinya yang dibaut. Hal ini menimbulkan fenomena shear lag. Untuk mengatasinya, Luas Penampang Netto (An) dikalikan dengan faktor reduksi (U) untuk mendapatkan Luas Penampang Efektif (Ae = U * An).
  • Batasan Luas Netto: Untuk mencegah pelemahan yang berlebihan, SNI membatasi bahwa luas penampang netto (An) tidak boleh diambil lebih besar dari 85% luas penampang bruto (Ag).

Oleh karena itu, dalam mendesain batang tarik, seorang insinyur harus memeriksa dua kondisi: leleh pada penampang bruto dan fraktur pada penampang netto. Kekuatan desain batang tarik adalah nilai terkecil dari kedua kondisi tersebut setelah dikalikan dengan faktor reduksi kekuatan masing-masing.

Kesimpulan

Memahami cara menghitung tegangan tarik pada batang baja akibat beban aksial adalah pilar utama dalam desain struktur baja yang aman dan andal. Perhitungan ini, meskipun terlihat sederhana dengan rumus σ = P / A, memiliki kedalaman yang signifikan ketika diaplikasikan dalam praktik rekayasa nyata.

  • Konsep Dasar: Tegangan tarik adalah respons internal material terhadap gaya tarik eksternal yang bekerja pada luas penampang.
  • Perhitungan Praktis: Kunci perhitungan terletak pada identifikasi akurat beban aksial (P) dan luas penampang (A) yang relevan.
  • Batas Material: Sangat penting untuk membedakan antara tegangan luluh (Fy) yang menentukan batas deformasi permanen, dan kuat tarik ultimate (Fu) yang menentukan batas keruntuhan.
  • Pengaruh Sambungan: Adanya lubang baut mengharuskan analisis pada luas penampang netto (An) untuk mengantisipasi kegagalan fraktur, yang seringkali menjadi kondisi yang menentukan kekuatan batang tarik.

para praktisi di bidang konstruksi baja berat harus selalu merujuk pada standar desain terkini seperti SNI 1729 untuk memastikan semua faktor, termasuk faktor beban, faktor reduksi kekuatan, dan detail sambungan, telah diperhitungkan dengan benar.

Langkah termudah yang bisa Anda terapkan sekarang adalah saat memeriksa sebuah gambar kerja (drawing), selalu identifikasi elemen-elemen yang primernya menahan beban tarik. Kemudian, perhatikan detail sambungannya. Apakah menggunakan las atau baut? Jika menggunakan baut, secara cepat perkirakan seberapa besar pengurangan luas penampang yang terjadi. Kesadaran ini adalah langkah pertama menuju desain yang lebih cermat dan aman.